CSS Itu Apa Sih? Panduan Lengkap Mengenal Styling Website Kekinian!
CSS atau Cascading Style Sheets adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk mempercantik dan mengatur tampilan sebuah website. Bayangkan HTML sebagai kerangka rumah, nah CSS ini adalah cat dinding, perabotan, dan dekorasi yang membuat rumah itu jadi indah dan nyaman ditinggali. Tanpa CSS, website akan terlihat polos, membosankan, dan kurang menarik.
Definisi Singkat CSS¶
Secara sederhana, CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana elemen HTML (dan dokumen XML lainnya) seharusnya ditampilkan di layar, kertas, atau media lainnya. CSS memisahkan konten dari presentasi visual. Ini berarti kamu bisa mengubah tampilan website tanpa harus mengubah isi kontennya. Keren kan?
Image just for illustration
Sejarah Singkat CSS¶
CSS pertama kali diusulkan oleh HÃ¥kon Wium Lie pada tahun 1994. Pada masa itu, website masih sangat sederhana dan tampilan diatur langsung di dalam kode HTML, yang membuat kode jadi berantakan dan sulit dikelola. HÃ¥kon Wium Lie melihat kebutuhan untuk memisahkan style dari konten, dan lahirlah ide CSS.
Versi CSS pertama, CSS level 1, direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium (W3C) pada tahun 1996. Sejak saat itu, CSS terus berkembang dengan berbagai fitur dan kemampuan baru. Sekarang, kita sudah menggunakan CSS level 3 dan bahkan sudah ada pengembangan ke arah CSS level 4. Perkembangan ini menunjukkan bahwa CSS adalah teknologi yang terus relevan dan penting dalam dunia web development.
Image just for illustration
Fungsi Utama CSS¶
CSS punya banyak fungsi penting dalam pembuatan website. Berikut adalah beberapa fungsi utama CSS yang perlu kamu ketahui:
Memisahkan Konten dari Presentasi¶
Ini adalah fungsi paling mendasar dan paling penting dari CSS. Dengan CSS, kamu bisa memisahkan struktur konten (HTML) dari tampilan visual (CSS). Bayangkan kamu punya dokumen Word. Konten dokumen adalah teks dan gambar, sedangkan presentasi adalah jenis font, ukuran font, warna, dan layout halaman. CSS bekerja seperti ini untuk website.
Keuntungan memisahkan konten dan presentasi sangat besar:
- Kode Lebih Bersih: Kode HTML jadi lebih fokus pada struktur dan konten, sementara CSS fokus pada tampilan. Ini membuat kode lebih mudah dibaca, dipahami, dan dikelola.
- Perubahan Tampilan Lebih Mudah: Jika kamu ingin mengubah tampilan website secara keseluruhan (misalnya mengganti warna tema), kamu hanya perlu mengubah file CSS. Kamu tidak perlu mengubah satu per satu halaman HTML.
- Website Lebih Konsisten: Dengan CSS, kamu bisa memastikan tampilan yang konsisten di seluruh halaman website. Kamu bisa mendefinisikan style sekali di CSS, dan style itu akan diterapkan di semua halaman yang menggunakan CSS tersebut.
Membuat Website Lebih Konsisten¶
Konsistensi adalah kunci penting untuk website yang profesional dan mudah digunakan. CSS membantu kamu menciptakan tampilan yang seragam di seluruh website. Kamu bisa mengatur jenis font, warna, ukuran elemen, spacing, dan layout secara terpusat di file CSS.
Bayangkan kamu tidak menggunakan CSS. Kamu harus mengatur style setiap elemen HTML satu per satu di setiap halaman. Ini akan sangat merepotkan dan berpotensi membuat kesalahan. Website juga jadi tidak konsisten karena mungkin ada perbedaan kecil dalam style antar halaman. Dengan CSS, masalah ini teratasi karena kamu bisa mendefinisikan style sekali dan menerapkannya di seluruh website.
Memudahkan Pemeliharaan Website¶
Website yang baik adalah website yang mudah dipelihara dan diupdate. CSS sangat membantu dalam hal ini. Karena tampilan website dipisahkan dari konten, memperbarui atau mengubah desain website menjadi jauh lebih mudah dan cepat.
Misalnya, kamu ingin mengubah warna tombol di seluruh website. Jika kamu menggunakan CSS, kamu hanya perlu mengubah beberapa baris kode di file CSS. Bayangkan jika kamu tidak menggunakan CSS, kamu harus mencari dan mengubah kode warna tombol di setiap halaman HTML satu per satu! Pasti sangat melelahkan dan memakan waktu. Dengan CSS, pemeliharaan website jadi lebih efisien dan minim risiko kesalahan.
Meningkatkan Aksesibilitas Website¶
Aksesibilitas website adalah kemampuan website untuk dapat diakses dan digunakan oleh semua orang, termasuk orang dengan disabilitas. CSS berperan penting dalam membuat website lebih aksesibel. Dengan CSS, kamu bisa mengatur tampilan website agar lebih mudah dibaca dan dinavigasi oleh semua orang.
Contohnya:
- Kontras Warna yang Baik: CSS memungkinkan kamu mengatur kontras warna teks dan latar belakang agar teks mudah dibaca oleh orang dengan gangguan penglihatan.
- Ukuran Font yang Responsif: CSS memungkinkan kamu mengatur ukuran font agar bisa disesuaikan oleh pengguna sesuai kebutuhan mereka.
- Layout yang Fleksibel: CSS memungkinkan kamu membuat layout website yang responsif dan mudah dinavigasi menggunakan keyboard atau alat bantu lainnya.
Dengan memperhatikan aksesibilitas, kamu bisa membuat website yang inklusif dan bermanfaat bagi semua orang.
Image just for illustration
Cara Kerja CSS¶
Bagaimana sih CSS bekerja? Mari kita bahas cara kerja CSS secara mendasar:
Sintaks Dasar CSS¶
CSS memiliki sintaks yang sederhana dan mudah dipahami. Sintaks dasar CSS terdiri dari aturan (rule) yang terdiri dari dua bagian utama:
- Selector (Selektor): Menentukan elemen HTML mana yang akan dikenai style. Selektor bisa berupa nama tag HTML (misalnya
p,h1,div), class, id, atau kombinasi dari semuanya. - Declaration Block (Blok Deklarasi): Berisi satu atau lebih deklarasi yang mengatur style untuk elemen yang dipilih oleh selektor. Setiap deklarasi terdiri dari:
- Property (Properti): Aspek visual yang ingin diubah (misalnya
color,font-size,background-color). - Value (Nilai): Nilai yang ingin diberikan pada properti (misalnya
red,16px,blue).
- Property (Properti): Aspek visual yang ingin diubah (misalnya
Contoh Sintaks CSS:
p { /* Selector: memilih semua elemen <p> */
color: blue; /* Declaration: properti color dengan nilai blue */
font-size: 14px; /* Declaration: properti font-size dengan nilai 14px */
}
Kode di atas akan membuat semua paragraf (<p>) di website berwarna biru dan berukuran font 14 pixel.
Selector CSS¶
Selektor adalah bagian penting dalam CSS. Selektor memungkinkan kamu memilih elemen HTML tertentu yang ingin kamu style. Ada berbagai jenis selektor CSS, antara lain:
- Element Selector (Selektor Elemen): Memilih elemen berdasarkan nama tag HTML. Contoh:
p,h1,div,span,a,img. - Class Selector (Selektor Kelas): Memilih elemen berdasarkan atribut
class. Diawali dengan tanda titik (.). Contoh:.judul,.konten-utama,.tombol. - ID Selector (Selektor ID): Memilih elemen berdasarkan atribut
id. Diawali dengan tanda pagar (#). Contoh:#header,#navigasi,#footer. - Attribute Selector (Selektor Atribut): Memilih elemen berdasarkan atribut HTML dan nilainya. Contoh:
[type="text"],[href^="https://"]. - Universal Selector (Selektor Universal): Memilih semua elemen HTML. Ditulis dengan tanda bintang (
*). Biasanya digunakan untuk reset style dasar. - Combinator Selector (Selektor Kombinator): Memilih elemen berdasarkan hubungan antar elemen (misalnya elemen anak, elemen keturunan, elemen saudara). Contoh:
div p(memilih semua elemen<p>di dalam elemen<div>),ul > li(memilih semua elemen<li>yang merupakan anak langsung dari<ul>). - Pseudo-class Selector (Selektor Pseudo-kelas): Memilih elemen berdasarkan status atau kondisi tertentu (misalnya saat elemen di-hover, saat elemen aktif, elemen pertama, elemen terakhir). Contoh:
:hover,:active,:first-child,:last-child. - Pseudo-element Selector (Selektor Pseudo-elemen): Memilih bagian tertentu dari elemen (misalnya baris pertama teks, sebelum atau sesudah konten elemen). Contoh:
::first-line,::before,::after.
Dengan berbagai jenis selektor ini, kamu bisa sangat fleksibel dan spesifik dalam menargetkan elemen HTML yang ingin kamu style.
Property dan Value CSS¶
Seperti yang sudah dijelaskan di sintaks dasar, setiap deklarasi CSS terdiri dari properti dan value. Properti adalah aspek visual yang ingin kamu ubah, sedangkan value adalah nilai yang kamu berikan untuk properti tersebut.
Ada ratusan properti CSS yang tersedia, dan jumlahnya terus bertambah seiring perkembangan CSS. Beberapa contoh properti CSS yang umum digunakan:
color: Mengatur warna teks.font-size: Mengatur ukuran font teks.font-family: Mengatur jenis font teks.background-color: Mengatur warna latar belakang elemen.background-image: Mengatur gambar latar belakang elemen.width: Mengatur lebar elemen.height: Mengatur tinggi elemen.margin: Mengatur jarak luar elemen.padding: Mengatur jarak dalam elemen.border: Mengatur garis tepi elemen.text-align: Mengatur posisi horizontal teks (kiri, kanan, tengah, rata kiri-kanan).display: Mengatur bagaimana elemen ditampilkan (block, inline, inline-block, flex, grid, dll.).position: Mengatur posisi elemen (static, relative, absolute, fixed, sticky).
Setiap properti memiliki berbagai macam value yang bisa kamu gunakan. Value bisa berupa:
- Warna: Nama warna (misalnya
red,blue,green), kode hexadecimal (misalnya#FF0000,#0000FF,#008000), kode RGB (misalnyargb(255, 0, 0),rgb(0, 0, 255),rgb(0, 128, 0)), kode HSL (misalnyahsl(0, 100%, 50%),hsl(240, 100%, 50%),hsl(120, 100%, 25%)). - Ukuran: Pixel (
px), em (em), rem (rem), persentase (%), viewport width (vw), viewport height (vh). - Keyword: Nilai-nilai khusus yang sudah didefinisikan (misalnya
auto,inherit,initial,none,block,inline,flex,grid). - URL: Untuk properti yang berhubungan dengan gambar latar belakang atau konten eksternal.
Cascade dan Specificity¶
Nama “Cascading Style Sheets” mengandung kata “cascading” yang sangat penting. Cascade mengacu pada mekanisme bagaimana CSS menentukan style mana yang akan diterapkan jika ada beberapa aturan CSS yang bertentangan untuk elemen yang sama.
Aturan cascade pada dasarnya adalah:
- Origin (Asal): Style bisa berasal dari berbagai sumber:
- User Agent Stylesheet (Style bawaan browser): Setiap browser memiliki style bawaan untuk elemen HTML.
- Author Stylesheet (Style dari developer website): Style yang kamu tulis di file CSS website kamu.
- User Stylesheet (Style dari pengguna): Pengguna bisa mengatur style sendiri di browser mereka (jarang digunakan).
- Specificity (Spesifisitas): Jika ada aturan yang bertentangan dari author stylesheet, CSS akan memilih aturan yang lebih spesifik. Urutan spesifisitas dari yang paling tinggi ke paling rendah:
- Inline Style: Style yang ditulis langsung di atribut
styleelemen HTML. - ID Selector: Selektor ID (
#). - Class Selector, Attribute Selector, Pseudo-class Selector: Selektor kelas (
.), selektor atribut ([]), selektor pseudo-kelas (:). - Element Selector, Pseudo-element Selector: Selektor elemen (nama tag HTML), selektor pseudo-elemen (
::). - Universal Selector: Selektor universal (
*).
- Inline Style: Style yang ditulis langsung di atribut
- Source Order (Urutan Sumber): Jika spesifisitas sama, CSS akan memilih aturan yang ditulis paling terakhir dalam file CSS.
Specificity adalah konsep penting yang perlu dipahami agar kamu bisa mengontrol style website dengan efektif. Semakin spesifik selektor, semakin tinggi prioritasnya. Inline style adalah yang paling spesifik, sehingga akan selalu menimpa style dari file CSS eksternal.
Image just for illustration
Jenis-Jenis CSS¶
Ada tiga cara utama untuk menerapkan CSS ke website:
Inline CSS¶
Inline CSS adalah cara menerapkan style CSS langsung di dalam tag HTML menggunakan atribut style. Style ditulis sebagai nilai dari atribut style.
Contoh Inline CSS:
<p style="color: green; font-weight: bold;">Ini adalah paragraf dengan inline CSS.</p>
Kelebihan Inline CSS:
- Spesifik: Inline CSS memiliki spesifisitas paling tinggi, sehingga style akan selalu diterapkan pada elemen tersebut.
- Cepat untuk Style Sederhana: Cocok untuk style yang sangat spesifik dan hanya perlu diterapkan pada satu elemen saja.
Kekurangan Inline CSS:
- Tidak Efisien: Jika kamu ingin menerapkan style yang sama ke banyak elemen, kamu harus menulis kode inline CSS yang sama berulang kali.
- Sulit Dipelihara: Kode HTML jadi berantakan dan sulit dibaca. Perubahan style harus dilakukan di setiap elemen satu per satu.
- Tidak Reusable: Style tidak bisa digunakan kembali di halaman lain atau elemen lain.
- Melanggar Prinsip Pemisahan Konten dan Presentasi: Mencampur style dengan struktur HTML.
Inline CSS sebaiknya dihindari kecuali untuk kasus yang sangat spesifik dan jarang.
Internal CSS¶
Internal CSS (atau embedded CSS) adalah cara menulis kode CSS di dalam file HTML, tepatnya di dalam tag <style> yang biasanya diletakkan di bagian <head> dokumen HTML.
Contoh Internal CSS:
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Contoh Internal CSS</title>
<style>
p {
color: purple;
font-size: 16px;
}
</style>
</head>
<body>
<p>Ini adalah paragraf dengan internal CSS.</p>
</body>
</html>
Kelebihan Internal CSS:
- Lebih Terorganisir dari Inline CSS: Style dikelompokkan di satu tempat di dalam file HTML.
- Cukup Baik untuk Website Kecil: Cocok untuk website kecil yang hanya terdiri dari beberapa halaman.
Kekurangan Internal CSS:
- Tidak Reusable Antar Halaman: Style hanya berlaku untuk satu halaman HTML tempat kode internal CSS ditulis. Jika kamu punya banyak halaman, kamu harus mengulang kode CSS di setiap halaman.
- Sedikit Lebih Sulit Dipelihara dari External CSS: Meskipun lebih baik dari inline CSS, internal CSS masih kurang ideal untuk website besar dan kompleks.
Internal CSS lebih baik dari inline CSS, tapi kurang ideal dibandingkan external CSS untuk website yang lebih besar dan kompleks.
External CSS¶
External CSS adalah cara terbaik dan paling umum digunakan untuk menerapkan CSS ke website. Dalam external CSS, kode CSS ditulis di file terpisah dengan ekstensi .css. File CSS ini kemudian dihubungkan ke file HTML menggunakan tag <link> di bagian <head> dokumen HTML.
Contoh External CSS:
File style.css (file CSS terpisah):
h1 {
color: navy;
text-align: center;
}
body {
font-family: Arial, sans-serif;
background-color: #f0f0f0;
}
File index.html (file HTML):
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Contoh External CSS</title>
<link rel="stylesheet" href="style.css"> <!-- Menghubungkan file CSS -->
</head>
<body>
<h1>Selamat Datang di Website Saya!</h1>
<p>Ini adalah contoh paragraf dengan external CSS.</p>
</body>
</html>
Kelebihan External CSS:
- Pemisahan Konten dan Presentasi yang Jelas: Kode HTML dan CSS benar-benar terpisah, membuat kode lebih bersih dan mudah dikelola.
- Reusable dan Efisien: File CSS bisa digunakan kembali di banyak halaman HTML. Kamu hanya perlu mengubah file CSS sekali untuk mengubah tampilan seluruh website.
- Mudah Dipelihara: Perubahan style lebih mudah dilakukan dan dikelola karena semua style terpusat di file CSS.
- Website Lebih Cepat: Browser bisa menyimpan file CSS di cache, sehingga halaman website bisa dimuat lebih cepat di kunjungan berikutnya.
- Kolaborasi Tim Lebih Mudah: Developer frontend dan backend bisa bekerja secara paralel tanpa saling mengganggu.
Kekurangan External CSS:
- Perlu Satu File Tambahan: Memerlukan pembuatan dan pengelolaan file CSS terpisah.
External CSS adalah cara yang paling direkomendasikan untuk menerapkan CSS karena kelebihan-kelebihannya yang signifikan, terutama untuk website yang kompleks dan besar.
Image just for illustration
Keuntungan Menggunakan CSS¶
Menggunakan CSS dalam pengembangan website memberikan banyak keuntungan. Berikut adalah beberapa keuntungan utama menggunakan CSS:
Kontrol Desain yang Lebih Baik¶
CSS memberikan kontrol penuh atas tampilan website. Kamu bisa mengatur hampir semua aspek visual elemen HTML, mulai dari warna, font, layout, spacing, hingga animasi dan efek visual yang lebih kompleks. Dengan CSS, kamu bisa membuat website yang benar-benar sesuai dengan desain dan brand yang kamu inginkan.
Website Lebih Cepat¶
Meskipun terdengar kontradiktif (menambahkan kode CSS seharusnya membuat website lebih lambat), justru sebaliknya. CSS bisa membantu mempercepat loading website. Bagaimana bisa?
- File CSS Bisa Di-cache: Browser bisa menyimpan file CSS di cache. Ketika pengguna mengunjungi halaman lain di website atau kembali lagi di lain waktu, browser tidak perlu mengunduh file CSS lagi. Ini mempercepat loading halaman secara signifikan.
- Kode HTML Lebih Ringkas: Dengan memisahkan style ke file CSS, kode HTML menjadi lebih ringkas dan bersih. Ukuran file HTML jadi lebih kecil, yang juga mempercepat loading halaman.
Lebih Mudah Dikelola¶
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, CSS membuat pemeliharaan website menjadi jauh lebih mudah. Jika kamu ingin mengubah tampilan website, kamu hanya perlu mengubah file CSS. Kamu tidak perlu mengubah satu per satu halaman HTML. Ini sangat efisien dan mengurangi risiko kesalahan.
Lebih Responsif¶
Website responsif adalah website yang bisa menyesuaikan tampilan dengan berbagai ukuran layar perangkat (desktop, tablet, smartphone). CSS memainkan peran kunci dalam membuat website responsif.
Dengan Media Queries di CSS, kamu bisa menerapkan style yang berbeda berdasarkan ukuran layar perangkat. Misalnya, kamu bisa membuat layout website yang berbeda untuk desktop dan smartphone. Ini memastikan website terlihat bagus dan berfungsi dengan baik di semua perangkat.
Image just for illustration
Contoh Penggunaan CSS Sederhana¶
Mari kita lihat contoh sederhana penggunaan CSS untuk mengubah tampilan elemen HTML.
Contoh HTML (tanpa CSS):
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Contoh Tanpa CSS</title>
</head>
<body>
<h1>Judul Website</h1>
<p>Ini adalah paragraf teks.</p>
<button>Tombol</button>
</body>
</html>
Website di atas akan terlihat sangat polos dan standar, menggunakan style bawaan browser.
Contoh CSS (file style.css):
body {
font-family: sans-serif;
background-color: #f0f0f0;
margin: 20px;
}
h1 {
color: navy;
text-align: center;
margin-bottom: 30px;
}
p {
line-height: 1.6;
color: #333;
}
button {
background-color: #4CAF50; /* Green */
border: none;
color: white;
padding: 15px 32px;
text-align: center;
text-decoration: none;
display: inline-block;
font-size: 16px;
cursor: pointer;
border-radius: 5px;
}
Contoh HTML (dengan CSS):
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Contoh Dengan CSS</title>
<link rel="stylesheet" href="style.css">
</head>
<body>
<h1>Judul Website</h1>
<p>Ini adalah paragraf teks.</p>
<button>Tombol</button>
</body>
</html>
Dengan menambahkan CSS, tampilan website menjadi jauh lebih menarik dan profesional. Judul menjadi lebih menonjol, teks lebih mudah dibaca, dan tombol terlihat lebih interaktif.
Tips Belajar CSS untuk Pemula¶
Belajar CSS memang butuh waktu dan latihan, tapi sangat worth it karena CSS adalah skill penting untuk web development. Berikut beberapa tips untuk belajar CSS bagi pemula:
- Mulai dari Dasar: Pahami konsep dasar CSS seperti sintaks, selektor, properti, value, cascade, dan specificity. Pelajari jenis-jenis CSS (inline, internal, external) dan kelebihan kekurangannya.
- Praktik Langsung: Teori saja tidak cukup. Praktikkan kode CSS secara langsung. Buat proyek-proyek kecil untuk menerapkan apa yang kamu pelajari. Cobalah mengubah-ubah style website sederhana.
- Gunakan Developer Tools Browser: Developer tools browser (biasanya dibuka dengan tombol F12) sangat berguna untuk belajar CSS. Kamu bisa melihat kode CSS suatu website, mengubah style secara langsung, dan melihat hasilnya secara real-time. Gunakan fitur “Inspect Element” untuk melihat kode HTML dan CSS elemen tertentu.
- Manfaatkan Sumber Belajar Online: Ada banyak sumber belajar CSS gratis dan berbayar di internet:
- Website Dokumentasi: MDN Web Docs (Mozilla Developer Network) adalah sumber dokumentasi CSS terlengkap dan terpercaya. W3Schools juga merupakan sumber belajar yang baik untuk pemula.
- Tutorial Online: Banyak website dan platform seperti YouTube, Udemy, Coursera, dan Codecademy menawarkan tutorial CSS dari level pemula hingga mahir.
- Blog dan Artikel: Banyak blog dan website web development yang membahas topik-topik CSS secara mendalam.
- Bergabung dengan Komunitas: Bergabunglah dengan komunitas online web developer, forum, atau grup media sosial. Kamu bisa bertanya, berbagi pengalaman, dan belajar dari orang lain.
- Konsisten dan Sabar: Belajar CSS butuh waktu. Jangan menyerah jika awalnya terasa sulit. Konsisten belajar dan berlatih, dan kamu pasti akan menguasai CSS.
Image just for illustration
Fakta Menarik tentang CSS¶
- CSS Bukan Bahasa Pemrograman Sejati: CSS adalah bahasa style sheet, bukan bahasa pemrograman full-fledged seperti JavaScript atau Python. CSS fokus pada presentasi visual, bukan logika atau fungsionalitas program.
- CSS Framework: Ada banyak CSS framework populer seperti Bootstrap, Tailwind CSS, Materialize CSS, dan Foundation. Framework ini menyediakan komponen UI dan style siap pakai yang memudahkan dan mempercepat proses development website.
- CSS Preprocessor: CSS preprocessor seperti Sass, Less, dan Stylus menambahkan fitur-fitur tambahan ke CSS seperti variabel, nesting, mixin, dan functions. Ini membuat kode CSS lebih modular, reusable, dan mudah dikelola.
- CSS in JS: Konsep CSS in JS (CSS-in-JavaScript) seperti Styled Components dan Emotion memungkinkan kamu menulis kode CSS langsung di dalam kode JavaScript atau React. Ini menawarkan fleksibilitas dan kemudahan pengelolaan style dalam aplikasi JavaScript modern.
- CSS Houdini: CSS Houdini adalah kumpulan API tingkat rendah yang memberikan developer akses lebih dalam ke mesin rendering CSS di browser. Ini memungkinkan developer membuat fitur CSS baru dan efek visual yang lebih canggih.
- CSS Zen Garden: CSS Zen Garden adalah website yang mendemonstrasikan kekuatan CSS. Website ini memiliki satu file HTML yang sama, tapi dengan file CSS yang berbeda, tampilan website bisa berubah drastis. Ini menunjukkan bagaimana CSS bisa mengubah tampilan website tanpa mengubah kontennya.
CSS adalah teknologi yang terus berkembang dan penting dalam dunia web development. Dengan memahami CSS, kamu bisa membuat website yang indah, responsif, dan mudah diakses.
Gimana? Sudah lebih paham kan apa itu CSS? Kalau masih ada pertanyaan atau mau sharing pengalaman belajar CSS, jangan ragu untuk komen di bawah ya!
Posting Komentar