Oikumene: Mengenal Arti, Tujuan, dan Relevansinya di Era Modern
Oikumene, kata yang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, ternyata memiliki makna yang dalam dan relevan, terutama dalam konteks keagamaan dan sosial. Secara sederhana, oikumene merujuk pada seluruh bumi yang berpenghuni. Namun, dalam perkembangannya, istilah ini memiliki nuansa yang lebih spesifik dan menarik, terutama dalam ranah kekristenan. Mari kita telusuri lebih dalam apa sebenarnya yang dimaksud dengan oikumene dan mengapa konsep ini penting.
Asal Usul Kata Oikumene¶
Untuk memahami makna oikumene secara utuh, kita perlu menelusuri akarnya dari bahasa Yunani kuno. Kata “oikumene” berasal dari bahasa Yunani oikoumenÄ“ (γη), yang berarti “bumi yang berpenghuni” atau “dunia yang dikenal”. Dalam konteks Yunani kuno, oikumene merujuk pada wilayah yang dikenal dan dihuni oleh bangsa Yunani, yang berbeda dengan wilayah “barbar” di luar peradaban Yunani.
Oikumene dalam Bahasa Yunani Kuno¶
Pada masa Yunani kuno, konsep oikumene berkembang seiring dengan meluasnya pengaruh budaya dan politik Yunani. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan dunia yang dianggap “beradab” dan berada di bawah pengaruh peradaban Yunani. Para filsuf dan sejarawan Yunani seperti Herodotus dan Strabo sering menggunakan istilah oikumene dalam tulisan mereka untuk menggambarkan peta dunia yang mereka kenal. Oikumene pada masa itu lebih bersifat geografis dan kultural, menandakan batas dunia Yunani yang dianggap sebagai pusat peradaban.
Image just for illustration
Pergeseran Makna Oikumene¶
Seiring berjalannya waktu, makna oikumene mengalami pergeseran dan perluasan. Terutama dengan munculnya Kekristenan, istilah ini mendapatkan dimensi teologis yang mendalam. Dalam Septuaginta, terjemahan Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Yunani, kata oikumene digunakan untuk menerjemahkan kata Ibrani yang merujuk pada seluruh dunia. Kemudian, dalam Perjanjian Baru, oikumene sering digunakan untuk menggambarkan seluruh dunia yang menjadi objek misi Kristen. Pergeseran ini menandai transisi makna oikumene dari konsep geografis dan kultural menjadi konsep yang lebih universal dan spiritual.
Oikumene dalam Konteks Kekristenan¶
Dalam konteks kekristenan, oikumene memiliki makna yang sangat penting dan spesifik. Istilah ini merujuk pada gerakan untuk mempromosikan persatuan dan kerja sama antara gereja-gereja Kristen yang berbeda denominasi. Gerakan oikumene lahir dari kesadaran bahwa perpecahan di antara umat Kristen merupakan batu sandungan bagi kesaksian Injil dan bertentangan dengan kehendak Kristus agar semua pengikut-Nya menjadi satu.
Definisi Oikumene dalam Kekristenan¶
Secara lebih rinci, oikumene dalam kekristenan dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mewujudkan kesatuan gereja yang terlihat (visible unity of the church). Kesatuan ini tidak hanya berarti kesatuan spiritual yang sudah ada dalam Kristus, tetapi juga kesatuan yang nyata dalam pengajaran, pelayanan, dan kesaksian bersama. Oikumene bukan berarti meleburkan semua perbedaan denominasi menjadi satu organisasi tunggal, tetapi lebih kepada pengakuan dan penerimaan satu sama lain, serta kerja sama dalam bidang-bidang yang memungkinkan.
Image just for illustration
Tujuan Gerakan Oikumene¶
Gerakan oikumene memiliki beberapa tujuan utama yang ingin dicapai, antara lain:
- Mencapai kesatuan yang terlihat: Seperti yang sudah disebutkan, tujuan utama oikumene adalah mewujudkan kesatuan yang nyata di antara gereja-gereja Kristen. Ini berarti mengatasi perpecahan dan mengembangkan hubungan yang lebih erat berdasarkan kasih Kristus.
- Memperkuat kesaksian Injil: Perpecahan di antara umat Kristen dapat melemahkan kesaksian Injil di dunia. Dengan bersatu, gereja-gereja Kristen dapat memberikan kesaksian yang lebih kuat dan efektif tentang kasih dan kebenaran Kristus.
- Menghadapi tantangan bersama: Gereja-gereja Kristen menghadapi berbagai tantangan bersama di dunia ini, seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan kerusakan lingkungan. Melalui kerja sama oikumene, mereka dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dengan lebih efektif.
- Saling memperkaya: Setiap denominasi Kristen memiliki kekayaan tradisi dan pengalaman teologisnya sendiri. Melalui dialog dan kerja sama oikumene, gereja-gereja dapat saling belajar dan memperkaya satu sama lain.
Sejarah Gerakan Oikumene¶
Gerakan oikumene modern memiliki akar sejarah yang panjang, namun momentumnya semakin kuat pada abad ke-20. Beberapa tonggak penting dalam sejarah gerakan oikumene antara lain:
- Konferensi Misi Dunia di Edinburgh (1910): Konferensi ini dianggap sebagai titik awal gerakan oikumene modern. Para misionaris dari berbagai denominasi menyadari bahwa perpecahan gereja menjadi penghalang bagi misi mereka di seluruh dunia.
- Gerakan Iman dan Tata Gereja (Faith and Order): Gerakan ini fokus pada dialog teologis untuk mengatasi perbedaan doktrin dan tata gereja yang memisahkan gereja-gereja.
- Gerakan Hidup dan Kerja (Life and Work): Gerakan ini menekankan kerja sama praktis antara gereja-gereja dalam bidang sosial dan pelayanan kemanusiaan.
- Pembentukan Dewan Gereja Dunia (DGD) (1948): DGD menjadi lembaga payung utama gerakan oikumene, yang beranggotakan ratusan gereja dari berbagai tradisi di seluruh dunia.
Mengapa Oikumene Penting?¶
Oikumene bukan hanya sekadar gerakan atau organisasi, tetapi merupakan respon terhadap panggilan Kristus untuk persatuan. Ada banyak alasan mengapa oikumene penting bagi gereja dan dunia:
Memperkuat Persatuan Kristen¶
Persatuan adalah mandat Kristus bagi para pengikut-Nya. Dalam Yohanes 17:21, Yesus berdoa, “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Persatuan umat Kristen menjadi kesaksian yang kuat tentang kasih Kristus dan kuasa Injil untuk mendamaikan. Oikumene adalah upaya konkret untuk menjawab doa Yesus dan mewujudkan persatuan yang dikehendaki-Nya.
Menghadapi Tantangan Bersama¶
Dunia saat ini menghadapi berbagai tantangan kompleks, seperti kemiskinan, ketidakadilan, konflik, dan kerusakan lingkungan. Gereja-gereja Kristen memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk terlibat dalam mengatasi tantangan-tantangan ini. Melalui kerja sama oikumene, gereja-gereja dapat menggabungkan sumber daya, keahlian, dan pengaruh mereka untuk memberikan dampak yang lebih besar dalam pelayanan kepada dunia. Sebagai contoh, gereja-gereja dapat bekerja sama dalam program bantuan kemanusiaan, advokasi keadilan sosial, dan kampanye pelestarian lingkungan.
Memberikan Kesaksian yang Lebih Kuat¶
Dunia yang terpecah dan penuh konflik membutuhkan kesaksian yang jelas dan kuat tentang kasih dan damai Kristus. Perpecahan di antara umat Kristen justru dapat meredupkan kesaksian tersebut. Ketika gereja-gereja Kristen bersatu dan bekerja sama, mereka memberikan kesaksian yang lebih kredibel dan meyakinkan tentang kekuatan Injil untuk mendamaikan dan menyembuhkan. Kesatuan oikumene menjadi tanda harapan bagi dunia yang merindukan perdamaian dan harmoni.
Bentuk-Bentuk Oikumene¶
Oikumene tidak hanya terbatas pada pembicaraan teologis atau pertemuan formal, tetapi juga terwujud dalam berbagai bentuk yang praktis dan relevan:
Dialog Teologis¶
Dialog teologis adalah jantung dari gerakan oikumene. Melalui dialog, gereja-gereja dari berbagai tradisi bertemu untuk membahas perbedaan dan persamaan doktrin mereka. Tujuannya bukan untuk menyeragamkan teologi, tetapi untuk saling memahami lebih dalam dan mencari titik temu yang memungkinkan kerja sama. Dialog teologis seringkali menghasilkan dokumen-dokumen konsensus yang menunjukkan kemajuan dalam pemahaman bersama dan mengurangi ketegangan antar denominasi.
Kerjasama Praktis¶
Oikumene juga terwujud dalam kerja sama praktis di berbagai bidang pelayanan. Gereja-gereja dapat bekerja sama dalam:
- Pelayanan sosial: Program bantuan kemanusiaan, pelayanan kepada kaum miskin dan marginal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pengembangan masyarakat.
- Misi dan penginjilan: Mendukung misi bersama, berbagi sumber daya dan pengalaman dalam penginjilan, dan bekerja sama dalam menjangkau kelompok masyarakat yang belum terjangkau.
- Advokasi dan keadilan: Bersama-sama menyuarakan isu-isu keadilan sosial, hak asasi manusia, perdamaian, dan pelestarian lingkungan.
- Pendidikan dan pertukaran: Program pertukaran pelajar dan pendeta, seminar dan lokakarya bersama, dan penerbitan publikasi oikumene.
Image just for illustration
Doa Bersama¶
Doa adalah kekuatan utama dalam gerakan oikumene. Doa bersama mempersatukan hati dan pikiran umat Kristen dari berbagai latar belakang. Doa juga membuka jalan bagi bimbingan Roh Kudus dalam proses dialog dan kerja sama. Banyak kegiatan oikumene yang diawali dan diakhiri dengan doa bersama, dan ada juga inisiatif doa oikumene yang melibatkan jutaan orang di seluruh dunia. Minggu Doa untuk Persatuan Umat Kristen adalah contoh konkret dari gerakan doa oikumene yang dirayakan setiap tahun.
Contoh-Contoh Oikumene¶
Gerakan oikumene telah menghasilkan berbagai organisasi dan inisiatif di tingkat global, regional, dan lokal. Beberapa contoh penting antara lain:
Dewan Gereja Dunia (DGD)¶
Dewan Gereja Dunia (DGD) adalah organisasi oikumene terbesar di dunia, beranggotakan lebih dari 350 gereja dari berbagai tradisi Protestan, Ortodoks, Anglikan, dan lainnya. DGD bekerja untuk mempromosikan persatuan Kristen, kerja sama antar gereja, dan keadilan sosial di seluruh dunia. DGD terlibat dalam berbagai bidang, termasuk dialog teologis, pelayanan kemanusiaan, advokasi perdamaian, dan pendidikan oikumene.
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)¶
Di Indonesia, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) adalah organisasi payung oikumene tingkat nasional. PGI beranggotakan puluhan gereja Protestan dan Ortodoks di Indonesia. PGI berperan penting dalam mempromosikan persatuan Kristen di Indonesia, serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa melalui berbagai program pelayanan sosial, pendidikan, dan advokasi.
Inisiatif Oikumene Lokal¶
Oikumene tidak hanya terjadi di tingkat global atau nasional, tetapi juga di tingkat lokal, di komunitas-komunitas setempat. Banyak gereja di tingkat lokal bekerja sama dalam berbagai kegiatan, seperti:
- Ibadah gabungan: Mengadakan ibadah bersama pada momen-momen tertentu, seperti Pekan Doa untuk Persatuan Umat Kristen atau hari-hari besar gerejawi.
- Kegiatan sosial bersama: Mengadakan bakti sosial, kunjungan panti asuhan atau rumah sakit, dan program pelayanan masyarakat lainnya secara bersama-sama.
- Studi Alkitab atau diskusi teologis bersama: Belajar Alkitab atau membahas isu-isu teologis bersama antar jemaat dari berbagai gereja.
- Acara kebersamaan: Mengadakan acara piknik, olahraga, atau kegiatan rekreasi lainnya untuk mempererat hubungan antar jemaat.
Tantangan dan Peluang Oikumene¶
Meskipun gerakan oikumene telah mencapai banyak kemajuan, masih ada tantangan yang perlu diatasi dan peluang yang perlu dimanfaatkan untuk mewujudkan persatuan Kristen yang lebih utuh.
Tantangan dalam Mencapai Persatuan¶
Beberapa tantangan utama dalam gerakan oikumene antara lain:
- Perbedaan doktrin dan teologi: Perbedaan pandangan tentang doktrin dan teologi masih menjadi penghalang utama dalam mencapai kesatuan penuh. Meskipun dialog teologis terus berlangsung, masih ada isu-isu yang sulit disepakati.
- Perbedaan tradisi dan praktik gereja: Setiap denominasi memiliki tradisi dan praktik gereja yang berbeda, yang kadang sulit untuk diselaraskan. Perbedaan dalam liturgi, tata ibadah, dan struktur gereja dapat menjadi penghalang dalam kerja sama.
- Sejarah perpecahan dan luka masa lalu: Sejarah perpecahan gereja seringkali meninggalkan luka dan kecurigaan antar denominasi. Proses rekonsiliasi dan penyembuhan luka masa lalu membutuhkan waktu dan upaya yang sungguh-sungguh.
- Sikap eksklusif dan sektarian: Sikap eksklusif dan sektarian dari sebagian anggota gereja dapat menghambat upaya oikumene. Penting untuk mengembangkan sikap terbuka, inklusif, dan saling menghargai antar denominasi.
Peluang untuk Pertumbuhan dan Kesaksian¶
Meskipun ada tantangan, gerakan oikumene juga memiliki peluang besar untuk pertumbuhan dan kesaksian:
- Semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya persatuan: Semakin banyak gereja dan pemimpin gereja yang menyadari pentingnya persatuan Kristen untuk kesaksian Injil dan pelayanan dunia.
- Dialog teologis yang terus berkembang: Dialog teologis terus menghasilkan kemajuan dalam pemahaman bersama dan mengurangi ketegangan antar denominasi.
- Kerja sama praktis yang semakin luas: Kerja sama praktis antar gereja semakin meluas di berbagai bidang pelayanan, menunjukkan bahwa persatuan bukan hanya sekadar idealisme, tetapi juga realitas yang dapat diwujudkan.
- Peran generasi muda: Generasi muda Kristen semakin terbuka dan antusias terhadap oikumene. Mereka memiliki potensi untuk membawa gerakan oikumene ke tingkat yang lebih tinggi.
Tips untuk Mendukung Oikumene¶
Setiap individu Kristen dapat berperan aktif dalam mendukung gerakan oikumene. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:
Belajar tentang Denominasi Lain¶
Langkah pertama untuk mendukung oikumene adalah mengenal dan memahami denominasi Kristen lainnya. Bacalah tentang sejarah, teologi, dan tradisi denominasi lain. Ikuti kegiatan atau acara yang diselenggarakan oleh gereja dari denominasi lain. Dengan memahami perbedaan dan persamaan, kita dapat membangun jembatan pengertian dan mengurangi prasangka.
Terlibat dalam Kegiatan Oikumene¶
Ikut serta dalam kegiatan oikumene di tingkat lokal, regional, atau nasional. Bergabunglah dengan kelompok studi Alkitab oikumene, acara doa bersama, atau proyek pelayanan sosial yang melibatkan berbagai gereja. Dengan terlibat langsung, kita dapat merasakan manfaat dan sukacita dari persatuan Kristen.
Berdoa untuk Persatuan Kristen¶
Doakan persatuan umat Kristen secara teratur. Doakan para pemimpin gereja, para teolog, dan semua pihak yang terlibat dalam gerakan oikumene. Doakan agar Roh Kudus terus memimpin dan membimbing gereja-gereja menuju kesatuan yang dikehendaki Kristus. Doa adalah fondasi yang kuat bagi gerakan oikumene.
Oikumene adalah perjalanan panjang dan berkelanjutan, namun merupakan perjalanan yang bermakna dan penting bagi gereja dan dunia. Dengan memahami apa itu oikumene dan terlibat aktif dalam gerakan ini, kita dapat menjadi bagian dari mewujudkan impian Kristus untuk persatuan umat-Nya dan memberikan kesaksian yang lebih kuat tentang kasih dan kebenaran-Nya kepada dunia.
Bagaimana pendapat Anda tentang oikumene? Apakah Anda memiliki pengalaman menarik terkait kerja sama antar gereja? Mari berbagi di kolom komentar di bawah ini!
Posting Komentar