Apa Itu Duduk Tawaruk dalam Shalat? Ini Penjelasan Lengkapnya

Table of Contents

Mengenal Duduk Tawaruk

Duduk tawaruk adalah salah satu posisi duduk dalam shalat yang mungkin sering kamu lakukan, terutama di bagian akhir shalat. Kata “tawaruk” berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah bisa diartikan sebagai “bertumpu pada panggul” atau “duduk di atas paha”. Namun, dalam konteks shalat, maknanya merujuk pada cara duduk tertentu. Posisi ini berbeda dengan duduk iftirasy yang juga sering kita jumpai dalam shalat.

Saat melakukan tawaruk, posisi duduknya memang terasa sedikit berbeda dan mungkin kurang familiar bagi sebagian orang yang baru belajar shalat. Intinya, tawaruk melibatkan posisi kaki dan panggul yang spesifik. Posisi ini bukan sekadar gerakan fisik, tapi punya makna dan dasar hukumnya dalam ajaran Islam. Memahami tawaruk akan membantu kita menjalankan shalat dengan lebih sempurna sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW.

Apa yang Dimaksud Duduk Tawaruk dalam Shalat
Image just for illustration

Kapan Duduk Tawaruk Dilakukan?

Pertanyaan penting selanjutnya adalah, kapan sih kita seharusnya duduk tawaruk dalam shalat? Posisi duduk tawaruk ini tidak dilakukan di setiap jeda duduk dalam shalat. Penggunaannya spesifik, tergantung pada berapa rakaat shalat yang sedang kita kerjakan dan duduk tasyahud yang mana.

Secara umum, duduk tawaruk dilakukan pada tasyahud akhir dalam shalat yang memiliki lebih dari dua rakaat. Jadi, kalau kamu shalat Dzuhur (4 rakaat), Ashar (4 rakaat), Maghrib (3 rakaat), atau Isya (4 rakaat), duduk tasyahud terakhirnya adalah dengan posisi tawaruk. Sementara itu, pada shalat dua rakaat seperti Subuh atau shalat sunnah dua rakaat, duduk tasyahud akhirnya biasanya menggunakan posisi iftirasy, bukan tawaruk.

Beberapa ulama dari madzhab tertentu punya pandangan sedikit berbeda terkait kapan tawaruk ini dilakukan. Namun, pandangan mayoritas yang umum diamalkan adalah tawaruk pada tasyahud akhir untuk shalat yang lebih dari dua rakaat. Ini adalah detail kecil namun penting dalam fiqih shalat yang menunjukkan kesempurnaan ajaran Islam dalam mengatur ibadah.

Tata Cara Duduk Tawaruk

Nah, sekarang masuk ke bagian paling teknis: bagaimana sebenarnya cara duduk tawaruk itu? Menggambarkan posisi duduk kadang lebih mudah jika disertai gambar atau video, tapi mari kita coba jelaskan langkah demi langkah secara lisan. Fokus utamanya ada pada posisi kaki dan panggul.

Saat duduk tasyahud akhir (untuk shalat 3 atau 4 rakaat), kamu akan duduk di atas lantai atau alas shalat. Kaki kiri tidak seperti pada iftirasy yang ditegakkan telapaknya dan diduduki mata kakinya. Pada tawaruk, telapak kaki kiri dikeluarkan ke arah kanan, berada di bawah betis kaki kanan. Jadi, kaki kiri melintang di bawah betis kanan.

Sementara itu, kaki kanan ditegakkan jari-jarinya, menghadap kiblat, sama seperti pada posisi iftirasy. Tumit kaki kanan berada di belakang. Nah, panggul atau bokong kita tidak menduduki telapak kaki kiri (karena kaki kiri sudah keluar), melainkan langsung bertumpu pada lantai.

Posisi badan tetap tegak, tangan diletakkan di atas paha atau lutut seperti biasa saat tasyahud. Pandangan mata sebaiknya fokus ke arah tempat sujud atau jari telunjuk saat mengucap syahadat. Posisi ini mungkin terasa sedikit canggung pada awalnya bagi yang belum terbiasa, tapi seiring waktu akan terasa natural. Kunci utamanya adalah memastikan kaki kiri keluar ke kanan dan kita duduk langsung di lantai, bukan di atas kaki.

Perbedaan Tata Cara Menurut Madzhab

Perlu diketahui, ada sedikit perbedaan pandangan di kalangan ulama madzhab mengenai detail tata cara tawaruk, meskipun esensinya sama.

  • Madzhab Syafi’i dan Hambali: Umumnya mengajarkan tawaruk seperti yang dijelaskan di atas: kaki kiri dikeluarkan ke kanan, kaki kanan ditegakkan, dan duduk langsung di lantai. Mereka berpendapat tawaruk dilakukan pada tasyahud akhir untuk shalat yang lebih dari dua rakaat.
  • Madzhab Maliki: Mereka cenderung tidak membedakan antara duduk tasyahud awal dan akhir untuk shalat tiga atau empat rakaat. Posisi duduknya adalah iftirasy untuk semua tasyahud, kecuali ada riwayat lain yang mereka pegang. Namun, ada juga riwayat dalam madzhab Maliki yang mengajarkan tawaruk.
  • Madzhab Hanafi: Madzhab Hanafi juga cenderung menggunakan posisi duduk iftirasy untuk semua duduk tasyahud, baik awal maupun akhir, regardless of the number of rakaat. Mereka berpendapat bahwa iftirasy adalah posisi duduk yang paling umum dalam shalat berdasarkan sunnah.

Perbedaan ini menunjukkan kekayaan khazanah keilmuan Islam dan perbedaan pemahaman terhadap dalil-dalil. Meskipun ada perbedaan, semua madzhab sepakat bahwa kedua cara duduk (iftirasy dan tawaruk) memiliki dasar dalam sunnah Nabi SAW. Sebagai makmum, kita bisa mengikuti imam atau merujuk pada pandangan madzhab yang kita anut atau yakini kuat dalilnya.

How to do Tawaruk in prayer
Image just for illustration

Hikmah dan Tujuan Duduk Tawaruk

Kenapa sih ada posisi duduk tawaruk, dan apa bedanya dengan iftirasy? Tentu saja, setiap gerakan dalam shalat pasti punya hikmah dan tujuannya. Salah satu hikmah utama dari perbedaan posisi duduk tawaruk dan iftirasy adalah untuk membedakan antara tasyahud awal dan tasyahud akhir.

Dengan posisi duduk yang berbeda, seorang yang shalat bisa lebih mudah merasakan dan mengingat apakah dia sedang dalam tasyahud awal (yang diikuti berdiri lagi) atau tasyahud akhir (yang diikuti salam). Ini membantu kekhusyukan dan konsentrasi dalam shalat, menghindari kebingungan rakaat, terutama saat shalat berjamaah atau saat pikiran kurang fokus.

Selain itu, beberapa ulama juga menyebutkan bahwa tawaruk merupakan posisi yang menunjukkan ketundukan dan kehinaan seorang hamba di hadapan Tuhannya pada akhir ibadah. Duduk dengan posisi seperti ini bisa jadi melambangkan penyerahan diri sepenuhnya sebelum mengakhiri shalat. Ini adalah bentuk kerendahan hati di hadapan Sang Pencipta setelah menyelesaikan rukun-rukun shalat.

Ada juga pandangan yang mengaitkan perbedaan posisi ini dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan dalam beberapa hadits bahwa beliau SAW memang mempraktikkan kedua posisi duduk ini pada waktu yang berbeda dalam shalat. Mengikuti sunnah Nabi adalah bentuk cinta dan ketaatan tertinggi seorang muslim.

Duduk Tawaruk vs. Duduk Iftirasy: Apa Bedanya?

Seperti yang sudah disinggung sedikit, tawaruk berbeda dengan iftirasy. Mari kita perjelas perbedaannya dalam tabel sederhana:

Fitur Penting Duduk Tawaruk Duduk Iftirasy
Posisi Kaki Kiri Dikeluarkan ke arah kanan, di bawah betis kanan Ditekuk, telapak kaki menghadap ke atas, diduduki
Posisi Kaki Kanan Ditegakkan jari-jarinya menghadap kiblat Ditegakkan jari-jarinya menghadap kiblat
Tumpuan Duduk Langsung di atas lantai/alas shalat Di atas mata kaki kiri yang ditekuk
Waktu Pelaksanaan Tasyahud akhir (shalat ¾ rakaat, mayoritas) Tasyahud awal (shalat ¾ rakaat) & Tasyahud akhir (shalat 2 rakaat, mayoritas)

Inti perbedaannya ada pada posisi kaki kiri dan di mana panggul kita bertumpu. Iftirasy (dari kata farasy yang artinya menghamparkan) seperti menghamparkan kaki kiri lalu diduduki. Tawaruk (dari kata warik yang artinya panggul) seperti bertumpu pada panggul langsung ke lantai, dengan kaki kiri dikeluarkan.

Kedua posisi ini punya dasar sunnah dan valid dalam shalat. Mengenali perbedaan ini penting agar kita bisa mempraktikkan shalat sesuai dengan tuntunan yang benar, membedakan antara tasyahud awal dan akhir, dan meraih kekhusyukan yang lebih baik.

Tawaruk vs Iftirasy posture in prayer
Image just for illustration

Tips Melakukan Duduk Tawaruk dengan Nyaman

Bagi sebagian orang, terutama yang belum terbiasa atau punya masalah persendian, duduk tawaruk mungkin terasa kurang nyaman. Kaki bisa cepat kesemutan atau pegal. Jangan khawatir, ini normal kok. Berikut beberapa tips agar bisa duduk tawaruk dengan lebih nyaman:

  1. Latihan Bertahap: Kalau belum terbiasa, coba latihan duduk tawaruk di luar shalat selama beberapa saat. Perlahan tingkatkan durasinya. Tubuh butuh adaptasi.
  2. Gunakan Alas yang Cukup Empuk: Sajadah atau alas shalat yang tebal bisa sedikit membantu mengurangi tekanan pada panggul yang langsung bertumpu ke lantai.
  3. Pastikan Posisi Kaki Kiri Tepat: Keluarkan kaki kiri sampai benar-benar di bawah betis kanan. Jangan sampai masih sedikit di bawah panggul, karena itu bisa membuat posisi tidak stabil dan lebih pegal.
  4. Hindari Terburu-buru: Saat berpindah dari sujud ke duduk tasyahud, lakukan dengan tenang. Atur posisi kaki dan panggul dengan benar sebelum membaca bacaan tasyahud.
  5. Jika Ada Keterbatasan Fisik: Islam itu mudah. Jika memang punya masalah lutut, pergelangan kaki, atau panggul yang membuat tawaruk sangat sulit dan menyakitkan, ada keringanan. Bisa duduk dengan cara iftirasy, atau bahkan duduk di kursi jika memang tidak memungkinkan duduk di lantai sama sekali. Jangan memaksakan diri hingga menimbulkan mudharat yang lebih besar.

Ingat, tujuan utama adalah shalat dengan khusyuk dan memenuhi rukun serta sunnahnya. Kenyamanan fisik itu penting agar kita bisa fokus beribadah, namun jangan sampai melalaikan tata cara yang benar jika memang mampu melakukannya.

Fakta Menarik tentang Duduk Tawaruk

  • Disebutkan dalam Hadits: Tata cara duduk tawaruk ini disebutkan dalam beberapa riwayat hadits shahih, salah satunya diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Ini menunjukkan kuatnya dasar hukum gerakan ini dalam shalat.
  • Variasi di Madzhab: Perbedaan pendapat di kalangan ulama madzhab mengenai kapan tawaruk dilakukan menunjukkan upaya ijtihad (penelitian hukum) yang mendalam dari para ulama berdasarkan pemahaman mereka terhadap nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah. Ini bukan kontradiksi, melainkan kekayaan ilmu.
  • Bukan Hanya Tawaruk: Ada gerakan duduk lain dalam shalat selain iftirasy dan tawaruk, misalnya duduk di antara dua sujud (kebanyakan menggunakan iftirasy) dan duduk istirahat (duduk sebentar sebelum berdiri ke rakaat berikutnya, posisinya ringan, bukan tawaruk atau iftirasy penuh). Tawaruk punya kekhususan di tasyahud akhir.

Memahami detail-detail seperti duduk tawaruk ini membuat kita semakin sadar betapa sempurna dan teraturnya ajaran shalat dalam Islam. Setiap gerakan, setiap bacaan, punya makna dan dasar yang kuat.

Kesalahan Umum Saat Duduk Tawaruk

Beberapa kesalahan yang sering terjadi saat duduk tawaruk antara lain:

  • Kaki Kiri Belum Sepenuhnya Keluar: Kaki kiri masih tertindih sebagian oleh panggul, sehingga terasa tidak nyaman dan bukan posisi tawaruk yang benar.
  • Duduk di Atas Kaki Kanan: Seharusnya panggul langsung di lantai, bukan menindih kaki kanan yang ditegakkan. Kaki kanan hanya jari-jarinya yang menapak.
  • Terlalu Cepat Berpindah: Terburu-buru dari sujud ke duduk tawaruk tanpa memberi waktu cukup untuk mengatur posisi kaki dan panggul dengan benar. Ini bisa menyebabkan posisi tidak stabil.

Mengoreksi kesalahan-kesalahan kecil ini bisa membantu kita melakukan tawaruk dengan lebih tepat dan nyaman, sehingga bisa fokus pada bacaan tasyahud dan doa sebelum salam.

Pentingnya Mempelajari Tata Cara Shalat

Mempelajari dan mempraktikkan tata cara shalat sesuai sunnah, termasuk detail seperti duduk tawaruk, adalah bentuk kesungguhan kita dalam beribadah. Shalat adalah tiang agama, ibadah paling utama setelah syahadat. Melakukannya dengan benar akan meningkatkan kualitas shalat kita di mata Allah SWT.

Tidak ada salahnya terus belajar dan memperbaiki diri. Mungkin selama ini kita shalat dengan tata cara yang diajarkan sejak kecil, dan itu bagus. Tapi mendalami lebih lanjut dari sumber-sumber terpercaya (kitab fiqih, kajian ulama) akan menambah ilmu dan keyakinan kita.

Duduk tawaruk adalah salah satu contoh detail dalam fiqih shalat yang menunjukkan betapa telitinya Islam mengatur ibadah. Gerakan yang kelihatannya sederhana ini punya dasar, waktu pelaksanaan, dan hikmah tersendiri. Mempraktikkannya dengan benar adalah bagian dari menyempurnakan ibadah kita.

Semoga penjelasan ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua tentang salah satu aspek penting dalam shalat.

Ada pengalaman menarik saat pertama kali mencoba duduk tawaruk? Atau mungkin ada pertanyaan lain seputar tata cara shalat? Yuk, share di kolom komentar!

Posting Komentar