Apa Sih Kijang KF Itu? Ini Penjelasan Lengkapnya Buat Kamu
Ketika bicara tentang Toyota Kijang, nama ini pasti sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Sejak dulu sampai sekarang, Kijang selalu punya tempat spesial. Nah, kalau kamu pernah dengar istilah “Kijang KF”, sebenarnya apa sih maksudnya? Mari kita kupas tuntas!
KF itu sebenarnya adalah kode sasis atau kode bodi yang digunakan oleh Toyota untuk mengidentifikasi generasi atau tipe tertentu dari mobil Kijang. Jadi, “Kijang KF” itu bukan nama model tunggal, tapi lebih merujuk pada keluarga atau era tertentu dari Kijang berdasarkan kode sasisnya. Kode ini penting buat mengenali spesifikasi teknis dan varian dari mobil Kijang tersebut.
Image just for illustration
Kode sasis ini punya makna spesifik. Huruf K di depan menandakan Kijang. Huruf F di belakang K biasanya menunjukkan bahwa mobil tersebut menggunakan mesin bensin (gasoline). Angka-angka yang mengikuti setelah huruf-huruf ini (seperti 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dll.) menunjukkan generasi, tipe sasis, atau varian mesin/bodinya. Jadi, Kijang dengan kode sasis yang diawali KF adalah Kijang bermesin bensin.
Evolusi Kijang dan Kode KF¶
Kijang punya sejarah panjang di Indonesia, dimulai dari generasi awal yang legendaris. Kode KF ini sudah dipakai sejak Kijang generasi pertama lho, meskipun yang paling sering disebut “Kijang KF” biasanya merujuk pada generasi yang lebih modern, terutama era Kijang Super dan Grand Extra.
Generasi Awal (KF10, KF20, KF30)¶
Kode KF sudah muncul di generasi-generasi awal Kijang.
* Kijang Buaya (KF10): Ini Kijang generasi pertama (sekitar 1977-1981). Bentuknya kotak banget dan pintu bagasinya mirip mulut buaya terbuka ke bawah, makanya dijuluki “Kijang Buaya”. Mobil ini sangat fungsional, awalnya lebih ke arah kendaraan niaga ringan.
* Kijang Doyok (KF20): Generasi kedua (sekitar 1981-1986). Bentuknya sedikit lebih halus dari Buaya tapi tetap kotak. Dijuluki “Doyok” karena konon mirip karakter kartun zaman itu yang kurus. Mesinnya mulai ada peningkatan.
* Kijang Super Awal (KF30): Sebelum era KF40 yang meledak, ada Kijang Super generasi awal (sekitar 1986). Kode sasisnya KF30 series. Ini adalah transisi menuju Kijang Super yang lebih modern dengan bodi yang sudah dirakit lebih rapi (tanpa dempul tebal seperti generasi sebelumnya).
Generasi awal ini dikenal sangat tangguh dan sederhana. Suspensi masih pakai per daun di depan dan belakang (kecuali KF30 akhir yang mulai ada perbaikan). Interiornya juga sangat simpel, fokus pada fungsi sebagai kendaraan angkut.
Era Kijang Super dan Grand Extra (KF40 Series)¶
Nah, ini dia yang paling sering dimaksud kalau orang bilang “Kijang KF”. Kode KF40 series ini merujuk pada Kijang yang diproduksi dari tahun 1986 hingga 1996. Era ini bisa dibilang masa keemasan Kijang sebelum muncul Kijang Kapsul.
Image just for illustration
Di era KF40 ini, ada dua fase utama yang sangat populer:
* Kijang Super (1986-1996): Versi awal dari era KF40. Ciri khasnya adalah proses pembuatan bodinya sudah lebih modern, pakai metode pressing dan spot welding yang minim dempul, berbeda dari generasi sebelumnya. Ini bikin bodi Kijang Super jauh lebih presisi dan tahan karat. Awalnya masih pakai sasis dan suspensi mirip KF30 (per daun depan-belakang), tapi kemudian berkembang.
* Kijang Grand Extra (1992-1996): Ini adalah upgrade dari Kijang Super. Grand Extra membawa banyak perbaikan signifikan. Salah satunya adalah penggunaan suspensi belakang dengan per keong (coil spring), yang membuat bantingan lebih empuk dan nyaman dibandingkan per daun. Selain itu, Grand Extra juga menawarkan fitur yang lebih mewah pada masanya, seperti pilihan power steering, power window (untuk tipe tertentu), dan dashboard yang lebih modern.
Dalam era KF40 ini, ada juga perbedaan sasis Short Wheelbase (SWB) dan Long Wheelbase (LWB).
* SWB (Sasis Pendek): Bodinya lebih ringkas, biasanya muat 6-7 penumpang. Contohnya Kijang Jantan (nama umum untuk Kijang Super SWB) atau varian Rover (nama populer untuk Grand Extra SWB).
* LWB (Sasis Panjang): Bodinya lebih melar, muat 7-8 penumpang dengan ruang kaki lebih lega di baris tengah/belakang. Contohnya Kijang Rover (nama umum untuk Kijang Super LWB) atau varian Kencana (nama populer untuk Grand Extra LWB).
Popularitas Kijang KF40 ini luar biasa. Kenapa? Karena dianggap pas banget buat kondisi Indonesia. Bodinya tangguh, muat banyak penumpang, ground clearance tinggi cocok buat jalanan yang kadang kurang mulus, mesinnya bandel dan perawatannya gampang.
Era Kijang Kapsul (KF50, KF60, KF70, KF80 Series)¶
Setelah era KF40 berakhir di tahun 1996, lahirlah Kijang generasi keempat atau yang akrab disapa Kijang Kapsul (1997-2004). Kijang Kapsul ini juga masih menggunakan kode sasis KF untuk varian bensinnya. Contohnya:
* KF80: Untuk varian bensin mesin 1.8L (tipe SX, SSX, LX, LSX, SGX, LGX).
* Ada juga kode KF lainnya untuk varian 1.8L dengan transmisi otomatis atau 2.0L (KF81/KF82).
* Varian mesin diesel menggunakan kode sasis lain, yaitu LF (misalnya LF80 untuk 2.4L Diesel).
Meskipun Kijang Kapsul juga punya kode KF, istilah “Kijang KF” di masyarakat umum lebih sering melekat pada Kijang Super dan Grand Extra (KF40 series). Ini mungkin karena desain dan teknologi KF40 dianggap sebagai lompatan besar dari generasi awal, namun masih mempertahankan kesederhanaan dan ketangguhan yang melegenda, sebelum akhirnya Kijang Kapsul membawa Kijang ke era yang lebih modern dan membulat desainnya.
Image just for illustration
Mesin Kijang KF (Era KF40) yang Legendaris¶
Mesin yang dipakai di Kijang KF40 (Super dan Grand Extra) adalah kunci ketangguhannya. Ada dua pilihan mesin bensin yang paling umum:
- Mesin 5K (1.5L, OHV): Digunakan di Kijang Super versi awal hingga pertengahan 90-an. Mesin ini punya konfigurasi 4 silinder segaris dengan teknologi OHV (Overhead Valve). Sederhana, gampang dirawat, dan bandel banget. Tenaganya standar saja untuk ukuran 1.5L pada masanya, tapi torsi bawahnya lumayan oke buat angkut beban.
- Mesin 7K (1.8L, OHV): Digunakan di Kijang Super versi akhir dan Kijang Grand Extra. Ini adalah upgrade dari mesin 5K dengan kapasitas yang lebih besar. Mesin 7K juga berkonfigurasi 4 silinder segaris OHV. Tenaganya jelas lebih besar dari 5K, bikin Kijang terasa lebih bertenaga, terutama saat penuh penumpang atau di tanjakan. Mesin 7K ini juga terkenal sangat bandel dan “nurut”.
Kedua mesin ini sama-sama menggunakan karburator, belum injeksi. Ini yang bikin perawatannya relatif mudah dan murah. Hampir semua bengkel bisa menangani mesin ini. Suku cadangnya juga melimpah ruah dan harganya terjangkau. Namun, kelemahannya tentu saja efisiensi bahan bakar yang tidak secanggih mobil modern dan emisi gas buangnya yang belum sebaik mesin injeksi.
Mengapa Kijang KF (KF40) Sangat Ikonik?¶
Banyak faktor yang bikin Kijang KF40 (Super/Grand Extra) ini jadi legenda dan masih dicari sampai sekarang:
- Ketangguhan dan Durabilitas: Ini mungkin yang paling utama. Dibangun di atas sasis ladder frame yang kokoh, Kijang KF bisa dibilang “badak”. Kuat di segala medan (relatif) dan tahan banting. Bodinya juga lumayan tahan karat (untuk ukurannya di masa itu) berkat teknologi pressing.
- Perawatan Mudah dan Murah: Mesinnya sederhana, komponennya banyak di pasaran (dari orisinal sampai KW super), dan biaya servisnya tidak bikin kantong bolong. Bengkel pinggir jalan pun rata-rata paham banget mesin Kijang ini.
- Muat Banyak: Desain MPV (Multi-Purpose Vehicle) sejati. Dengan sasis panjang, Kijang KF bisa muat hingga 8 orang, bahkan lebih kalau agak desak-desakan, plus bawa barang. Cocok banget buat mobil keluarga besar atau keperluan niaga.
- Ground Clearance Tinggi: Posisi duduk tinggi dan ground clearance lumayan bikin Kijang KF pede melewati jalanan yang tidak rata atau genangan air ringan.
- Nilai Jual Kembali Stabil: Karena popularitas dan ketangguhannya, harga Kijang KF bekas cenderung stabil dan tidak jatuh terlalu drastis, apalagi jika kondisinya masih bagus. Ini investasi yang cukup aman pada masanya.
- Potensi Modifikasi: Meskipun identik dengan mobil keluarga, Kijang KF juga jadi basis modifikasi yang populer. Dari modifikasi simpel (velg, audio) sampai ekstrim (ganti mesin, suspensi independen, bodi custom).
Intinya, Kijang KF40 menawarkan kombinasi pas antara fungsionalitas, durabilitas, dan biaya operasional yang terjangkau, menjadikannya pilihan logis bagi banyak keluarga Indonesia selama bertahun-tahun.
Tips Mencari dan Merawat Kijang KF Bekas (KF40)¶
Kalau kamu tertarik bernostalgia atau memang butuh mobil tangguh dan murah, Kijang KF (khususnya KF40) bisa jadi pilihan menarik. Tapi, karena usianya sudah tidak muda lagi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Saat Membeli:¶
- Cek Kondisi Bodi: Perhatikan bagian bawah pintu, sills (bagian bawah samping), lantai, dan area sekitar fender. Ini adalah tempat-tempat yang rentan karat. Ketuk-ketuk bodi untuk mendeteksi dempul yang terlalu tebal. Cek juga kondisi sasis bawah, pastikan tidak ada keropos parah atau bekas tabrakan serius.
- Cek Mesin: Nyalakan mesin dalam kondisi dingin. Dengarkan suaranya, apakah ada bunyi-bunyi aneh. Cek asap knalpot, apakah berasap putih (pertanda ring piston/seal klep lemah) atau hitam pekat (setelan karburator/pengapian tidak pas). Rasakan getaran mesin, apakah terlalu kasar. Cek juga ada rembesan oli atau tidak.
- Cek Kaki-Kaki: Coba jalan pelan, dengarkan apakah ada bunyi gluduk-gluduk dari suspensi. Rasakan stir, apakah oblak atau lurus. Cek kondisi ban. Jika memungkinkan, cek suspensi belakang (per daun atau per keong) apakah masih oke. Suspensi per keong Grand Extra butuh perhatian ekstra pada karet-karet dan sokbrekernya seiring usia.
- Cek Transmisi: Pindahkan tuas transmisi ke setiap gigi. Rasakan apakah perpindahannya halus atau kasar. Cek kopling, apakah masih tinggi atau sudah mau habis.
- Cek Kelistrikan: Pastikan lampu-lampu, klakson, wiper, power window (jika ada), dan panel indikator berfungsi normal. Sistem kelistrikan Kijang KF relatif sederhana, tapi kabel-kabel tua bisa jadi masalah.
- Kelengkapan Dokumen: Pastikan STNK dan BPKB lengkap, nomor rangka dan nomor mesin sesuai, serta pajak hidup atau matinya wajar.
Saat Merawat:¶
- Ganti Oli Rutin: Karena mesinnya OHV dan masih karburator, ganti oli mesin secara teratur (misalnya setiap 3.000-5.000 km atau 3-4 bulan) sangat penting. Jangan sampai telat.
- Perhatikan Sistem Pendingin: Radiator, selang-selang, dan kipas harus dalam kondisi baik. Mesin karburator cenderung lebih sensitif terhadap suhu tinggi. Pastikan air radiator selalu cukup dan bersih.
- Setel Karburator dan Pengapian: Jika terasa boros atau mesin pincang, kemungkinan setelan karburator dan pengapian perlu dicek dan disetel ulang. Ini pekerjaan rutin untuk mobil berkarburator.
- Cek Rutin Kaki-Kaki: Suspensi, ball joint, tie rod, dan bushings akan mengalami keausan seiring waktu. Rutin cek dan ganti komponen yang aus agar pengendalian tetap aman dan nyaman.
- Perhatikan Bagian yang Rawan Karat: Bersihkan mobil secara rutin, terutama setelah terkena air asin atau kotoran yang menempel lama. Jika ada titik karat kecil, segera perbaiki sebelum menyebar.
- Cek Sistem Rem: Rem adalah komponen vital. Pastikan kampas rem, minyak rem, dan komponen lain dalam kondisi baik.
Merawat Kijang KF memang butuh perhatian karena usianya, tapi dengan perawatan rutin dan tepat, mobil ini bisa terus running dan jadi teman setia kamu.
Kesimpulan¶
Jadi, ketika orang bicara “Kijang KF”, mereka umumnya merujuk pada Kijang era tahun 1980-an hingga pertengahan 1990-an, yaitu Kijang Super dan Grand Extra dengan kode sasis KF40 series. Mobil ini bukan hanya sekadar kendaraan, tapi sudah jadi ikon budaya otomotif Indonesia, simbol ketangguhan, keandalan, dan mobil keluarga sejati yang menemani banyak kisah perjalanan. Meskipun teknologi sudah jauh berkembang, pesona Kijang KF ini tidak lekang oleh waktu, dan masih banyak yang setia merawatnya.
Apakah kamu punya kenangan dengan Kijang KF? Atau mungkin kamu salah satu yang masih setia pakai Kijang KF sampai sekarang? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar ya!
Posting Komentar