Arti Singkatan mmHg: Kenapa Penting Saat Ukur Tekanan Darah?
Pernahkah Anda melihat angka seperti 120/80 saat mengukur tekanan darah? Angka-angka itu biasanya diikuti oleh satuan “mmHg”. Tapi, apa sih sebenarnya arti dari mmHg itu? Kenapa unit ini yang dipakai untuk mengukur tekanan darah kita? Mari kita bedah bersama.
mmHg adalah singkatan dari milimeter merkuri (millimeter of mercury). Ini adalah satuan tekanan yang punya sejarah panjang, terutama dalam ilmu fisika dan kedokteran. Secara harfiah, mmHg mengukur tekanan yang setara dengan tekanan hidrostatis dari kolom merkuri setinggi satu milimeter pada suhu 0°C.
Kenapa pakai merkuri? Dulu banget, di abad ke-17, ilmuwan Italia bernama Evangelista Torricelli bikin eksperimen pake tabung kaca yang diisi penuh merkuri dan dibalik ke dalam wadah berisi merkuri juga. Dia mengamati bahwa kolom merkuri di dalam tabung itu akan turun sampai ketinggian tertentu, yang ternyata tingginya bervariasi tergantung tekanan udara di sekitarnya. Ketinggian kolom merkuri inilah yang kemudian jadi cara untuk mengukur tekanan. Merkuri dipakai karena dia cairan yang sangat padat (lebih padat dari air), jadi kolomnya tidak perlu terlalu tinggi untuk mengukur tekanan yang umum, beda kalau pakai air yang butuh kolom sangat tinggi.
Sejarah Penggunaan mmHg dalam Medis¶
Penggunaan mmHg dalam dunia medis, terutama untuk mengukur tekanan darah, juga berkaitan erat dengan sejarah pengembangan alat ukur tekanan darah itu sendiri. Alat ukur tekanan darah pertama yang akurat dan non-invasif (tidak melukai) dikembangkan oleh scmuwan Italia, Scipione Riva-Rocci, di akhir abad ke-19. Alat ini menggunakan manset yang dipompa untuk menghentikan aliran darah sementara di arteri, lalu perlahan dikempiskan sambil dokter mendengarkan suara aliran darah yang mulai kembali menggunakan stetoskop.
Alat Riva-Rocci ini kemudian disempurnakan oleh Nikolai Korotkoff, seorang dokter bedah Rusia, yang menjelaskan bunyi-bunyi spesifik (disebut bunyi Korotkoff) yang terdengar saat manset dikempiskan. Nah, tekanan di dalam manset saat bunyi pertama terdengar (darah mulai mengalir saat jantung berkontraksi) dan saat bunyi terakhir menghilang (darah mengalir lancar saat jantung relaksasi) dicatat. Alat ini, yang kemudian dikenal sebagai sfingomanometer, awalnya menggunakan kolom merkuri untuk menunjukkan tekanan di dalam manset. Makanya, satuan tekanan yang dipakai pun adalah milimeter merkuri atau mmHg.
Image just for illustration
Meskipun sekarang banyak sfingomanometer digital yang tidak lagi menggunakan merkuri karena alasan keamanan (merkuri itu beracun), satuan mmHg tetap dipertahankan sebagai standar internasional untuk tekanan darah. Ini karena sudah terlanjur umum dan semua literatur medis, pedoman, dan penelitian menggunakan satuan ini. Jadi, alat digital pun mengukur tekanan secara elektronik lalu mengkonversinya untuk ditampilkan dalam satuan mmHg.
Memahami Angka Tekanan Darah (Angka Sistolik/Diastolik)¶
Saat Anda diukur tekanan darahnya, hasilnya biasanya berupa dua angka, dipisahkan garis miring, dan diikuti satuan mmHg. Contoh yang paling umum adalah 120/80 mmHg. Apa maksud dari kedua angka ini?
Angka yang di atas (120 pada contoh tadi) disebut tekanan sistolik. Angka ini menunjukkan tekanan darah di pembuluh darah arteri saat jantung berkontraksi (memompa darah keluar). Ini adalah tekanan maksimum yang dicapai dalam siklus denyut jantung. Bayangkan jantung sedang “memeras” darah dengan kuat ke seluruh tubuh, tekanan di pembuluh darah saat itu paling tinggi.
Angka yang di bawah (80 pada contoh tadi) disebut tekanan diastolik. Angka ini menunjukkan tekanan darah di pembuluh darah arteri saat jantung berelaksasi (mengisi kembali darah sebelum memompa lagi). Ini adalah tekanan minimum di antara dua denyut jantung. Saat jantung “istirahat” sejenak, masih ada tekanan di pembuluh darah akibat elastisitas dindingnya, tapi tekanannya paling rendah.
Jadi, 120/80 mmHg artinya tekanan maksimum (saat jantung memompa) adalah 120 mmHg, dan tekanan minimum (saat jantung berelaksasi) adalah 80 mmHg. Kedua angka ini sangat penting karena memberikan gambaran tentang seberapa keras jantung bekerja dan seberapa besar tekanan yang dialami pembuluh darah Anda secara konstan.
Angka mmHg yang Normal, Tinggi, dan Rendah¶
Nah, sekarang kita tahu apa arti angkanya. Lalu, angka berapa sih yang dianggap normal? Dan kapan dibilang tinggi atau rendah? Organisasi kesehatan dunia (WHO) dan berbagai asosiasi jantung punya panduan mengenai rentang tekanan darah ini, meskipun angkanya bisa sedikit bervariasi tergantung panduan terbaru atau kondisi individu. Tapi secara umum, panduannya kurang lebih begini:
- Normal: Biasanya dianggap sekitar kurang dari 120/80 mmHg. Ini adalah rentang ideal yang menunjukkan bahwa jantung dan pembuluh darah bekerja dengan baik.
- Pra-Hipertensi: Jika sistolik antara 120-129 mmHg dan diastolik kurang dari 80 mmHg. Ini semacam lampu kuning, artinya risiko mengalami tekanan darah tinggi di masa depan meningkat.
- Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Ini dibagi lagi dalam beberapa stage:
- Stage 1: Sistolik 130-139 mmHg atau Diastolik 80-89 mmHg.
- Stage 2: Sistolik 140 mmHg atau lebih atau Diastolik 90 mmHg atau lebih.
- Krisis Hipertensi: Sistolik lebih dari 180 mmHg dan/atau Diastolik lebih dari 120 mmHg. Ini kondisi darurat yang butuh penanganan medis segera.
- Hipotensi (Tekanan Darah Rendah): Umumnya dianggap jika tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg. Namun, tidak semua orang dengan tekanan darah rendah mengalami gejala. Jika tidak ada gejala seperti pusing atau lemas, kadang ini bukan masalah. Tapi jika ada gejala, perlu diwaspadai.
Penting banget untuk diingat bahwa angka-angka ini adalah panduan umum. Tekanan darah seseorang bisa bervariasi sepanjang hari (lebih rendah saat tidur, lebih tinggi saat beraktivitas atau stres). Diagnosis tekanan darah tinggi atau rendah tidak didasarkan pada satu kali pengukuran saja, melainkan beberapa kali pengukuran dalam kondisi yang berbeda. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk interpretasi yang tepat dan diagnosis yang akurat.
Cara Mengukur Tekanan Darah dalam mmHg¶
Seperti yang sudah disinggung, ada dua cara utama untuk mengukur tekanan darah, dan hasilnya tetap menggunakan satuan mmHg:
- Sfingomanometer Manual: Ini alat klasik yang sering dipakai dokter atau perawat. Terdiri dari manset yang dililitkan di lengan atas, pompa untuk mengisi udara ke manset, manometer (alat ukur tekanan, dulu pakai merkuri, sekarang banyak pakai manometer aneroid yang pakai jarum penunjuk), dan stetoskop. Petugas medis akan memompa manset sampai aliran darah terhenti, lalu perlahan mengempiskannya sambil mendengarkan bunyi-bunyi Korotkoff dengan stetoskop. Jarum pada manometer akan menunjukkan tekanan dalam mmHg saat bunyi pertama (sistolik) dan bunyi terakhir (diastolik) terdengar.
- Sfingomanometer Digital: Ini alat yang lebih umum dipakai di rumah atau di tempat umum. Lebih mudah digunakan karena otomatis. Cukup pasang manset, tekan tombol, alat akan memompa dan mengempis sendiri, lalu hasilnya (angka sistolik dan diastolik dalam mmHg) akan ditampilkan di layar. Akurasi alat digital modern sudah cukup baik, tapi penting untuk memakai alat yang sudah tervalidasi dan mengikuti petunjuk pemakaiannya dengan benar.
Apapun alatnya, membaca hasilnya dalam satuan mmHg adalah kuncinya. Pastikan Anda duduk tenang sebelum diukur, posisi lengan sejajar dengan jantung, dan jangan bicara saat pengukuran. Ini penting agar hasil pengukuran akurat.
Kenapa Angka mmHg Itu Penting? (Silent Killer)¶
Mengetahui angka mmHg tekanan darah Anda itu penting, bahkan sangat penting! Kenapa? Karena tekanan darah tinggi sering dijuluki “silent killer” atau pembunuh diam-diam. Artinya, seringkali tidak ada gejala yang jelas sampai kondisi sudah parah dan menyebabkan kerusakan organ.
Tekanan darah yang terus-menerus tinggi akan memberikan beban ekstra pada jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah menjadi kaku dan menyempit (aterosklerosis), membuat jantung harus memompa lebih keras lagi. Jika dibiarkan, ini bisa memicu berbagai komplikasi serius seperti:
- Penyakit Jantung Koroner: Pembuluh darah yang memasok darah ke otot jantung menyempit.
- Serangan Jantung: Otot jantung rusak karena kekurangan pasokan darah.
- Stroke: Pasokan darah ke otak terhenti (akibat penyumbatan atau pecah pembuluh darah).
- Gagal Ginjal: Pembuluh darah kecil di ginjal rusak, mengganggu fungsi ginjal.
- Kerusakan Mata: Pembuluh darah di retina mata bisa rusak, menyebabkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan.
- Aneurisma: Dinding pembuluh darah melemah dan menggembung, berisiko pecah.
Sebaliknya, tekanan darah terlalu rendah (hipotensi) juga bisa menimbulkan masalah, meskipun umumnya tidak seberbahaya hipertensi kronis. Gejala hipotensi bisa berupa pusing, lemas, pandangan kabur, bahkan pingsan. Ini bisa berbahaya karena berisiko menyebabkan jatuh atau mengurangi pasokan darah ke organ vital.
Memantau angka mmHg secara berkala memungkinkan Anda mendeteksi dini jika ada masalah dengan tekanan darah Anda. Dengan deteksi dini, penanganan bisa segera dilakukan, mengurangi risiko komplikasi serius di masa depan.
Faktor yang Mempengaruhi Angka mmHg Anda¶
Banyak hal bisa mempengaruhi angka mmHg tekanan darah Anda. Beberapa bisa kita kontrol, beberapa tidak. Faktor-faktor ini termasuk:
- Usia: Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
- Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga (orang tua, kakek/nenek) yang punya riwayat hipertensi, risiko Anda juga lebih tinggi.
- Ras: Kelompok ras tertentu memiliki risiko lebih tinggi terhadap hipertensi dan komplikasinya.
- Berat Badan: Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko hipertensi.
- Pola Makan: Konsumsi garam berlebih, lemak jenuh, dan kurang serat bisa menaikkan tekanan darah.
- Kurang Aktivitas Fisik: Gaya hidup kurang gerak membuat jantung kurang efisien memompa darah.
- Merokok: Rokok merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
- Konsumsi Alkohol: Minum alkohol berlebihan bisa menaikkan tekanan darah.
- Stres: Stres kronis bisa mempengaruhi hormon yang mengatur tekanan darah.
- Penyakit Lain: Kondisi seperti diabetes, penyakit ginjal, atau gangguan tiroid juga bisa mempengaruhi tekanan darah.
- Obat-obatan: Beberapa obat, termasuk obat bebas atau suplemen, bisa mempengaruhi tekanan darah.
Memahami faktor-faktor ini membantu kita untuk mengambil langkah pencegahan atau pengelolaan yang tepat.
Menjaga Angka mmHg Tetap Sehat¶
Melihat pentingnya angka mmHg untuk kesehatan, apa yang bisa kita lakukan untuk menjaganya tetap dalam rentang normal? Kabar baiknya, banyak faktor yang bisa kita kendalikan!
- Pola Makan Sehat: Terapkan pola makan kaya buah, sayur, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak. Kurangi konsumsi garam, gula tambahan, lemak jenuh, dan lemak trans. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) adalah contoh pola makan yang terbukti efektif menurunkan tekanan darah.
- Olahraga Teratur: Lakukan aktivitas fisik aerobik (jalan cepat, lari, bersepeda, renang) minimal 150 menit per minggu atau aktivitas intensitas tinggi 75 menit per minggu. Olahraga membantu menjaga berat badan ideal dan membuat jantung lebih kuat.
- Jaga Berat Badan Ideal: Jika Anda kelebihan berat badan, turunkan berat badan. Menurunkan berat badan sedikit saja sudah bisa memberikan dampak positif pada tekanan darah.
- Berhenti Merokok: Jika Anda merokok, berhentilah. Merokok adalah salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.
- Batasi Alkohol: Jika Anda mengonsumsi alkohol, konsumsilah dalam jumlah sedang (tidak lebih dari satu minuman per hari untuk wanita dan dua minuman per hari untuk pria).
- Kelola Stres: Cari cara sehat untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, hobi, atau menghabiskan waktu di alam.
- Cek Tekanan Darah Secara Teratur: Jangan menunggu sampai ada gejala. Periksakan tekanan darah Anda secara berkala, terutama jika Anda punya faktor risiko.
- Ikuti Anjuran Dokter: Jika dokter mendiagnosis Anda dengan hipertensi atau hipotensi, patuhi rencana pengobatan, termasuk minum obat secara teratur jika diresepkan dan menjalani pemeriksaan lanjutan.
Menggabungkan gaya hidup sehat ini adalah cara paling efektif untuk menjaga angka mmHg Anda tetap stabil dan sehat dalam jangka panjang.
Fakta Menarik Seputar mmHg dan Tekanan Darah¶
Ada beberapa fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui tentang tekanan darah:
- Tekanan Darah Berubah: Tekanan darah tidak statis. Ia berubah sepanjang hari, lebih rendah saat tidur, dan bisa naik saat Anda bangun, berolahraga, atau merasa stres.
- Sindrom Jas Putih (White-Coat Syndrome): Beberapa orang mengalami peningkatan tekanan darah hanya saat diukur di lingkungan medis (klinik atau rumah sakit). Ini karena gugup atau cemas. Pengukuran di rumah seringkali memberikan gambaran yang lebih akurat.
- Pentingnya Posisi Tubuh: Posisi Anda saat diukur (duduk, berbaring, berdiri) bisa mempengaruhi hasilnya. Standar pengukuran adalah dalam posisi duduk tenang.
- Perbedaan Lengan: Tekanan darah bisa sedikit berbeda antara lengan kiri dan kanan. Dokter biasanya akan memeriksa kedua lengan pada awalnya, lalu menggunakan lengan dengan angka yang lebih tinggi untuk pengukuran selanjutnya.
- Anak-anak Juga Bisa Hipertensi: Meskipun lebih umum pada orang dewasa, anak-anak dan remaja juga bisa mengalami tekanan darah tinggi, seringkali terkait obesitas atau kondisi medis lainnya.
Mengetahui fakta-fakta ini bisa membantu Anda memahami lebih baik mengenai pengukuran dan kondisi tekanan darah Anda.
mmHg dalam Konteks Unit Lain¶
Meskipun mmHg adalah satuan standar untuk tekanan darah, tekanan juga bisa diukur dengan satuan lain, seperti Pascal (Pa) atau kiloPascal (kPa) dalam Sistem Satuan Internasional (SI), atau atmosfer (atm).
Untuk memberikan sedikit gambaran perbandingan:
* 1 atm (tekanan atmosfer standar di permukaan laut) kira-kira setara dengan 760 mmHg. Ini adalah alasan kenapa tekanan diukur terhadap “atmosfer” atau “vakum absolut” dalam konteks lain.
* 1 mmHg kira-kira setara dengan 0.133 kPa.
Jadi, angka 120/80 mmHg kira-kira setara dengan 16.0/10.7 kPa. Meskipun konversi ini ada, dalam praktik medis sehari-hari di seluruh dunia, satuan mmHg tetap yang paling umum digunakan untuk tekanan darah. Ini untuk menghindari kebingungan dan memastikan konsistensi data medis.
Secara ringkas, mmHg adalah unit pengukuran tekanan yang punya akar sejarah kuat di dunia fisika dan menjadi standar global dalam mengukur tekanan darah. Angka-angka sistolik dan diastolik dalam mmHg memberikan informasi vital tentang kondisi jantung dan pembuluh darah Anda. Memahami arti angka ini, memantaunya secara teratur, dan menjaga gaya hidup sehat adalah investasi terbaik untuk kesehatan jangka panjang Anda.
Punya pengalaman atau pertanyaan seputar mmHg dan tekanan darah? Yuk, bagikan di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar